Jumat, 13 Desember 2013

SAHABAT?

Kehidupan itu penuh dengan lika liku, ada senang, ada susah, ada yang santai, dan ada yang terburu-buru dalam menjalaninya..
Begitupula tentang lingkungan, ada lingkungan keluarga, tetangga, teman, bahkan sahabat.
Yang jadi pertanyaan adalah apakah “sahabat” itu memang ada?
Yang saya tahu keluarga, tetangga, dan teman memang nyata adanya begitupula kan yang anda fikirkan?
Mungkin memang ada yang merasakan dan mengalami memiliki seorang sahabat, namun hanya beberapa orang dan perbandingannya bisa dikatakan satu berbanding sekian juta bahkan trilyunan orang didunia.
Ok, sebelum menjawab pertanyaan yang pertama, lebih baik kita tahu dulu sebenarnya sahabat itu apa, siapa, dan bagaimana?
Apakah orang yang selalu bersama kita kemanapun kita pergi?, orang yang tahu siapa dan dimana keluarga kita?, ataukah orang yang mengerti akan sifat dan keinginan kita?
Ya, mungkin semuanya bisa dikatakan termasuk kriteria seorang “sahabat”. Tapi apakah hanya itu saja? Bagaimana jika orang yang selalu tahu kita pergi kemana namun tidak tahu apa yang kita lakukan ditempat itu? Hal positifkah atau negatifkah yang kita lakukan? Baik atau tidak kah untuk kita? Apa itu sahabat?
Bagaimana pula dengan orang yang tahu siapa dan dimana keluarga kita namun ketika ada sesuatu yang terjadi pada diri kita dia tidak bisa menghubungi keluarga kita dengan alasan yang tidak jelas? Apakah itu sahabat?
Lalu, bagaimana dengan orang yang mengerti akan sifat dan keinginan kita jika dia tetap memaksakan kehendak pada kita untuk melakukan hal-hal yang tidak pernah kita sukai dan inginkan, apa itu sahabat?
Sungguh, semakin tidak dimengerti..
Banyak yang berkata “kami adalah sahabat”, “saya sahabatnya”. Namun apa yang terjadi? Bardasarkan fakta (ehm,ciee..) pada nyatanya didalam hati masing-masing atau salah satunya ada niatan untuk saling menjatuhkan, saling iri hati, saling menjerumuskan ke hal-hal yang dapat mempermalukan bahkan merugikan, apa itu yang dinamakan sahabat?
Aduuhh,, helloooo? Sebelum kata-kata itu terlontar lebih baik kalian pikir-pikir dulu deh, daripada kata “sahabat” bisa memutuskan jalinan silaturahmi? Iya kan?
Jadi, masihkah percaya bahwa “sahabat” itu ada?
Bagi anda yang merasa “memang” memiliki seorang “sahabat”, bersyukurlah dan jangan pernah tinggalkan ia dalam keadaan yang bagaimanapun, tapi bagi yang “belum” memiliki seorang sahabat its ok jangan galau. Karena sesungguhnya “sahabat” itu sudah kita miliki sejak kita pertama kali lahir kedunia, siapakah dia???
Tunggu di season selanjutnya yaa! ;)

3 komentar:

  1. Ada, sahabat itu kita semua yang menerima dan memaafkan kesalahan-kesalahan :)

    BalasHapus
  2. hanya menerima? tidak berusaha memperbaiki? tidak ada usaha untuk mengingatkan?

    BalasHapus